Ramadhan telah memotivasi kita untuk rajin belajar. Sejak bulan Rajab dan Sya'ban kita mengkaji tentang hal-hal yang terkait dengan Ramadhan, kajian ini berlanjut hingga Ramadhan usai kita lalui. Kuliah subuh, kajian dhuha, kultum ba'da dhuhur dan asar, ceramah menjelang taraweh, pesantren kilat, kajian kitab, dan aktifitas keilmuan lainnya semarak kita saksikan di mana-mana pada bulan tersebut.
Ramadhan telah mengajak kita untuk memperbanyak amal, di waktu siang dan malam hari. Shaum, shalat tarawih, tadarrus Quran, dzikir dan lain-lain, kita kerjakan dengan semangat saat itu. Tidak hanya kuantitas, kualitas pun selalu kita jaga.
Ramadhan telah melatih kita untuk bersabar. Bersabar untuk taat kepada-Nya semata-mata, meninggalkan maksiat, menanggung ujian dan menerima takdir, dalam situasi dan kondisi apapun, dalam suka maupun duka. Kesabaran itu terbukti, saat siang hari perut kita lapar, tenggorokan kita haus, kita tidak makan dan minum walaupun di depan kita banyak makanan dan minuman, dan tidak ada seorangpun yang melihat kita.
Ramadhan telah membimbing kita untuk bersaudara. Perbedaan jumlah rakaat taraweh, perbedaan masjid tempat beri'tikaf, perbedaan penetapan awal dan akhir Ramadhan, dan perbedaan-perbedan lain-nya, tidak menghalangi kita untuk hidup bersama dengan harmonis, saling menasehati dalam kebenaran, kesabaran dan kasih sayang. Ramadhan mengajarkan kepada kita untuk terbiasa mencari titik temu dan persamaan, saling menolong dalam kesepakatan dan toleransi dalam perbedaan.
Ramadhan telah mengajari kita untuk peduli. Memberi makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, memperbanyak infaq, mengeluarkan zakat, saling mendoakan. Adalah bukti kepedulian kita kepada sesama. Kita berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik bagi siapa saja yang memerlukan. Kita selalu berbuat baik, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada kita.
Mari terus belajar, beramal, bersabar, bersaudara dan peduli. Untuk selamanya!