Wednesday, May 28, 2008

Menulis Di Atas Pasir

Kisah tentang dua orang sahabat karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan mereka bertengkar dan salah seorang tanpa dapat menahan diri menampar temannya. Orang yang kena tampar merasa sakit hati, tanpa berkata-kata dia menulis di atas pasir: "HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU."


Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang untuk menyejukkan galaunya. Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi. Namun, ternyata oasis tersebut cukup dalam sehingga ia nyaris tenggelam, dan diselamatkanlah ia oleh sahabatnya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu: "HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU."

Si penolong yang pernah menampar sahabatnya tersebut bertanya, "Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu menulis di batu?." Temannya sambil tersenyum menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan bila dalam antara sahabat terjadi sesuatu kebajikan sekecil apa pun, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar tetap terkenang tidak hilang tertiup waktu."

Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan lupakan masalah lalu. Marilah kita belajar menulis diatas pasir!
(12 May 2003//eSGe)

Tuesday, May 06, 2008

Pedoman Hidup Kita

Dengannya kita memulai, melangkah dan mengevaluasi diri. Ketenangan, kebahagiaan dan kesuksesan akan selalu menjadi milik kita, selama kita selalu berinteraksi dengannya.

Mengimani, membaca, memahami, mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain adalah bentuk interaksi dengannya.

Ketika kebahagiaan jarang kita rasakan, ketika kesuksesan tak kunjung kita raih, maka yang harus kita tanyakan adalah bagaimana interaksi kita dengannya selama ini?. Sudahkah kita membuktikan bahwa kita mengimani kebenarannya; berapa halaman kita membacanya setiap hari; sudahkah kita memahami isinya; sudahkah kita mengamalkan kandungannya; dan sudahkah kita turut mengajarkannya kepada orang lain, yang lebih tidak tahu dari kita?. Mari kita tanyakan pada diri kita masing-masing!.

Belajar Dari Lebah

Jika makan, ia makan yang baik. Jika mengeluarkan, ia keluarkan yang baik. Jika hinggap, rangting yang lapuk pun tidak patah karenanya. Itulah lebah, dalam kehidupannya sehari-hari.


Makanan lebah adalah nektar, sari madu bunga, ini merupakan makanan terbaik. Yang keluar darinya adalah madu, pollen, royal jelly dan propolis, yang semuanya sangat berguna bagi kesehatan dan vitalitas manusia. Ketika hinggap di suatu tempat, lebah tidak pernah merusak tempat itu, tidak ada ranting yang patah, tidak ada kayu yang berlobang karenanya, justru hinggapnya pada bunga sangat membantu adanya penyerbukan. Lebah juga aktif bekerjasama antara satu dengan yang lain untuk memenuhi kebutuhan bersama, masing-masing memiliki tugas yang jelas dan bertanggungjawab penuh atas tugasnya itu. Kemudian, jika ada yang mengganggu, mengancam komunitasnya atau merusak lingkungannya, maka mereka sangat berani untuk mempertahankan diri dan menghalau ancaman tersebut.

Seperti lebah itulah seorang muslim diumpamakan oleh Rasulullah. Karenanya, ia harus selalu mengambil yang terbaik untuk dirinya, memberikan yang terbaik untuk yang lain. Aktif bekerjasama untuk mencapai kepentingan dan kebaikan bersama. Tidak merugikan pihak lain di mana pun berada. Kemudian, jika ada yang perbuatannya mengganggu, merusak atau merugikan orang lain, ia akan sangat berani untuk melawannya. Agar kerusakan tidak terus terjadi, agar kedholiman tidak merajalela di muka bumi.

Saturday, May 03, 2008

Berbuatlah!

Bersiap, berbuat dan melangkahlah, jangan menunggu datangnya esok hari, karena bisa jadi engkau tidak bisa berbuat apa-apa lagi di esok hari!.

Teruslah berbuat dan teruslah melangkah !

Hidup Lebih Panjang

Kalau selalu hanya memikirkan diri sendiri, betapa singkatnya hidup ini. Namun kalau suka memikirkan orang banyak, berbuat yang terbaik bagi mereka, menghilangkan kesusahan mereka dan mengusahakan kebahagiaan bagi mereka. Maka hidup ini terasa panjang dan begitu berarti.

Ada amal jariyah di sana, ada pula ilmu yang bermanfaat. Yang pahalanya tetap mengalir meskipun pemiliknya sudah terkubur di bawah tanah.

Sampai Besok?

Kau habiskan waktumu untuk berhura-hura sepanjang pagi dan petang hari. Kau lupa, ketika malam menjelang, belum tentu kau bisa bertemu dengan besok pagi.