Saturday, December 01, 2007

Pagi Yang Indah

Sahabatku ...

Betapa indahnya pagi ini, sang angin bertiup lembut, udara terasa sejuk, mentari bersinar cerah. Kupu-kupu berterbangan bergembira, burung-burung berkicau dengan riangnya, pohon-pohon bergoyang mengiringi tiupan angin. Pagi ini begitu cerah. Secerah kehidupan yang bersamanya.

Mari tersenyum Sahabat ... dan lihatlah, senyummu menambah keindahan pagi ini!. Jangan sesali kepedihan yang telah lalu, mari melangkah lagi!, hari ini dan keindahannya milik kita.

Lihatlah, ternyata dunia ini begitu indah saat kita tersenyum menatapnya!

Jangan Berhenti Dari Kebaikan

Kebaikan yang bisa kita lakukan semasa masih hidup di dunia ini sangatlah banyak macamnya. Kita bisa memilih dari kebaikan-kebaikan itu mana yang kita sukai untuk dilakukan. Saat kita berbaring, duduk, berdiri, berjalan, dan bahkan berlari, di situ ada kebaikan yang bisa kita lakukan. Jika suatu waktu merasa jenuh melakukan satu kebaikan, ketahuilah bahwa Allah telah menciptakan kebaikan sangat banyak macamnya, tinggal kita mau pilih yang mana.

"Bacalah Alquran, atau dengarkanlah bacaan Alquran, atau renungilah kandungan Alquran, atau berdzikirlah kepada Allah. Jangan kau habiskan sebagian kecilpun dari waktumu untuk hal yang tidak berguna!" demikian pesan seorang ulama.

Jangan ada henti melakukan kebaikan, yang ada hanyalah berpindah dari satu kebaikan kepada kebaikan yang lain.

Berikan Yang Terbaik

Dua bulan ini di Palembang terlihat banyak sekali orang menjual buah mangga. Saya jadi teringat pesan guru saya saat mengaji dulu, ”Jadilah pohon mangga. Orang melemparinya dengan batu, ia membalasnya dengan memberikan buahnya!”

Maafkan, dan balaslah kejahatan dengan kebaikan!, itulah kemulyaan.

Timbal Balik

Siapa menanam ia mengetam. Begitu kata pepatah. Itu adalah timbal balik yang biasa terjadi dalam pergaulan hidup sehari-hari. Siapa berbuat baik kepada orang lain, orang lainpun akan berbuat baik kepadanya. Karena itu lakukan selalu apa yang kau ingin agar orang lain melakukannya padamu.

Semangat Persahabatan

Manusia, siapapun dia adalah makhluk yang selalu butuh peran orang lain bagi hidupnya. Tak satupun bisa hidup tanpa bantuan sesamanya. Itulah sunnatullah yang berlaku di alam raya ini. Allah ciptakan makhluknya beraneka warna, karakter, potensi dan lainnya. Itulah kehendak-Nya, agar semuanya bisa saling membutuhkan, melengkapi dan saling menyempurnakan.

Karenanya masing-masing kita harus memiliki semangat persahabatan. Dengan semangat ini kita memahami diri kita dan orang lain, sebagai manusia yang masing-masing memiliki kelebihan dan sekaligus kekurangan dalam dirinya. Dengan semangat ini, kita tidak akan merasa sombong ketika melihat kelebihan diri. Karena bersama kelebihan itu sebenarnya masih banyak kekurangan. Dan kelebihan itupun sebenarnya bukan milik kita tapi milik Allah Yang Maha Pemberi. Dengan semangat ini, kita tidak akan meremehkan orang lain saat terlihat ada kekurangan dalam dirinya. Karena bersama kekurangan itu, ada kelebihan yang sangat banyak, yang belum kita ketahui.

Dengan semangat ini kita senang jika ada yang menasehati dan membantu kita, sebagaimana kita senang untuk menasehati dan membantu sesama.

Program S4

Jenjang pendidikan formal saat ini sampai S3. Namun untuk mendapat kesuksesan dalam pergaulan S3 belumlah cukup, S4 barulah sempurna. Yaitu, senyum, salam, sapa dan shadaqah.

Senyum, adalah kebaikan yang mudah dilakukan kapan dan di manapun juga, tanpa dipungut biaya, siapapun suka bila melihat dirimu tersenyum. Salam, adalah doa untuk mendapatkan keselamatan, rahmat dan keberkahan dari Allah. Sapa, agar kau saling mengenal, mengetahui kabar dan kebutuhan, dan bisa saling membantu. Shadaqah, adalah wujud kepedulian, cinta dan kasih sayang; pelakunya didoakan oleh malaikat dan dibalas berlipat-lipat, membersihkan hati, dan harta yang tersisa menjadi makin berkah.

Mari ikuti program S4 setiap hari!

Jaga Lidah

Lidah adalah karunia Allah yang sangat berharga dan sangat banyak manfaatnya bagi kita. Dengan lidah kita bisa menyembunyikan atau menyampaikan apa saja yang kita inginkan kapada orang lain. Dengannya kita bisa melakukan kebaikan dan bisa pula melakukan kejelekan. Setiap kita bisa baik atau buruk dengan lidah yang dimilikinya.

Menjaga lidah sangatlah penting dilakukan. Lidah yang tidak terjaga akan menjadikan pemiliknya dan orang lain menderita. Sebagaimana bila ia terjaga, akan mendatangkan kebaikan dan ketenangan bagi siapapun.

Begitu pentingnya menjaga lidah, sampai Rasulullah berpesan: ”Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata-kata yang baik atau diam!”. Beliau hubungkan keimanan kepada Allah dan hari akhir dengan menjaga lidah. Ini adalah isyarat bahwa kualitas keimanan seseorang dapat dilihat dengan jelas-diantaranya- dari kesungguhannya menjaga lidah. Orang yang beriman pastilah menjaga lidahnya dengan berkata atau diam pada tempatnya. Karena ia yakin bahwa setiap kata yang ia ucapkan diketahui oleh Allah dan akan dipertanggungjawabkan di hari akhir.

Hanya ada dua pilihan bagi kita dengan lidah kita, berkata yang baik atau diam!.

Bagai Kaca Yang Pecah

Kata pepatah: ”Hati itu ibarat kaca, jika ia pecah sangatlah sulit menjadikannya utuh kembali”. Begitu sulitnya mengobati hati yang terlanjur sakit. Karena itu, jauhilah menyakiti hati orang lain.

Lidah Yang Baik

Saya pernah ditanya tentang bagaimana lidah yang baik. Saya bilang, lidah yang baik seperti digambarkan dalam pepatah melayu: ”Bila bertutur selalu menghibur bila bergurau tak membuat risau”. Itulah lidah yang baik.

Bicara Itu Emas

Ada pertanyaan, mana yang lebih baik antara bicara dengan diam?. Menjawab pertanyaan seperti ini tidak sedikit yang mengatakan bahwa diam adalah lebih baik, diam adalah emas, katanya.

Menurut saya, jawaban tadi belumlah tepat meskipun tidak sepenuhnya salah. Jawaban yang benar adalah tergantung dari apa yang dibicarakan. Bila yang dibicarakan adalah kebaikan maka bicara lebih baik, sebaliknya jika yang dibicarakan adalah kejelekan maka diam itu lebih baik.

Diam adalah emas, apabila untuk menghindari kata-kata yang menyakitkan hati orang lain, menjauhi ghibah, mencela, mengumpat, adu domba, fitnah, dan kata-kata yang tidak terpuji lainnya. Diam adalah dosa, apabila untuk membiarkan terjadinya kemunkaran, kemaksiatan dan kedhaliman yang terjadi di depan mata.
Bicara adalah emas, dalam amar makruf nahi munkar, pemberantasan kekufuran, penghindaran kemaksiatan, dan penegakan keadilan.

Mari mengambil emas dari bicara atau diam kita, dengan memilih salah satunya pada saat yang tepat!

Kita Bersaudara

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara…" demikian Allah tegaskan dalam Al Quran. Allah menghubungkan antara keimanan dengan persaudaraan, ini berarti ada hubungan yang sangat erat antara keimanan seseorang dengan semangat persaudaran yang dimilikinya.

Tingginya rasa persaudaraan kita menunjukkan ketinggian keimanan kita. Sebaliknya, rendahnya rasa persaudaraan kita pertanda bahwa keimanan kita juga rendah.

Ada beberapa hal yang dapat dijadikan alat ukur tingginya rasa persaudaraan seseorang, diantaranya. Pertama, kecintaan kepada saudaranya. Orang yang beriman sangat mencintai saudaranya, sebagaimana cintanya kepada dirinya sendiri. Rasulullah menegaskan, ”Tidak beriman salah seorang di antara kamu sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari & Muslim)

Kedua, menampakkan wajah yang berseri saat bertemu dengan saudaranya. Rasulullah berpesan, "Janganlah engkau meremehkan perbuatan baik sekecil apapun, walau sekedar berseri muka saat bertemu saudaramu" (HR. Muslim)

Ketiga
, saling berucap salam dan berjabat tangan. Rasulullah menyatakan, ”Jika salah seorang di antara kamu bertemu dengan saudaranya maka ucapkanlah, ’Assalamu’alaikum warahmatullah.’” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi & Nasa’i). ”Tidaklah dua orang muslim bertemu lalu berjabatan tangan melainkan keduanya akan diampunkan (dosanya) sebelum mereka berpisah.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi & Ibnu Majah)

Keempat, menolong sadaranya. Rasulullah mengatakan, ”Barangsiapa menolong saudaranya, maka Allah akan menolongnya” (Muttafaq ’Alaih)

Kelima, selalu ingin saudaranya menjadi lebih baik. Rasulullah menegaskan, ”Sesungguhnya salah seorang di antara kamu adalah cermin bagi saudaranya, jika ia melihat sesuatu (pada saudaranya) maka hendaklah ia membersihkannya.” (HR. Abu Dawud & Tirmidzi)

Keenam, menutupi aib saudaranya. Rasulullah menyatakan, ”Siapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim)

Ketujuh, tidak mengganggu saudaranya, dalam bentuk apapun. Rasulullah menegaskan, ”Seorang muslim adalah orang yang muslim lainnya selamat dari gangguan lidah dan tangannya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Bagaimana dengan kita, apa bukti persaudaraan kita?.
Mari buktikan!

Jaga Keharmonisan

Betapa senangnya jika dalam hidup yang singkat ini terjalin keakraban di antara kita sesama hamba Allah. Hati kita saling mencintai dan menyayangi; kesulitan hidup kita pecahkan bersama-sama dengan semangat saling menolong dan membantu; perbedaan yang ada disikapi dengan saling toleransi, menghargai dan manasehati dengan cara yang terbaik; wajah ceria, senyuman manis dan salam hangat menghiasi setiap perjumpaan dan perpisahan kita; …

Sehingga, perbedaan keturunan, suku, tradisi, organisasi, partai, jama'ah, madzhab dan lainnya. Tidak mengganggu kedekatan hati dan keharmonisan hubungan kita. Bahkan dari sanalah kita saling belajar dan berbagi pengalaman menuju masa depan yang lebih baik.


Sangat banyak yang bisa kita lakukan bersama dalam keharmonisan. Sebaliknya kekuatan dan produktifitas kita akan menurun jika kita tak henti-henti saling mencela, mencurigai, menfitnah dan lain-lain.

Kalau ada kebaikan pada saudara kita, jangan biarkan ia melakukannya sendirian. Kalau ada kesalahan pada saudara kita, maka menasehati dengan kelembutan hati adalah sikap yang terpuji, dari orang yang berbudi.