Thursday, November 15, 2007

Pagi-Mu

اللهم بك أصبحنا ، وبك أمسينا ، وبك نحيا ، وبك نموت ، واليك النشور

Ya Allah dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu sore. Dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami hidup dan dengan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan.

Mata Air Yang Jernih

Ibarat air yang mengalir, itulah Islam diajarkan dan disampaikan dari generasi ke generasi berikutnya hingga sampai kepada kita saat ini. Rasulullah mengajarkannya kepada para sahabat, para sahabat menyampaikannya kepada para tabi'in, para tabi'in mengajarkannya kepada tabi'it tabi'in, dan seterusnya, dan seterusnya.
Air yang keluar dari mata air adalah air yang sangat jernih, ia mengalir pada awalnya dengan kejernihannya. Selanjutnya, setelah air itu semakin jauh mengalir menuju hilir sungai, semakin banyaklah daerah yang dilaluinya dengan kedaan yang bermacam-macam yang dapat mengurangi kejernihan air itu, semakin banyak sampah dan kotoran yang terbawa olehnya.
Demikian halnya dengan Islam yang sampai kepada kita saat ini, kemurnian ajarannya telah banyak dikotori oleh sebagian manusia, secara sengaja atau tidak sengaja. Ada penambahan dan pengurangan di sana, ada kebohongan dan dusta yang disertakan dengannya.
Karenanya, melihat Islam harus merujuk pada kehidupan generasi awal, tiga generasi pertama ummat ini, di mana kejernihan Islam nampak jelas di sana. Sahabat, tabi'in dan tabi'uttabi'in harus menjadi rujukan kita dalam mengkaji Islam. Mereka telah benar dan berjaya karena mengambil Islam secara sempurna. Kita pun akan seperti mereka jika mengikuti jejak mereka.

Friday, November 09, 2007

Jangan Salah Melangkah!

Dengan kehendak-Nya, Allah telah menciptakan kita dalam bentuk yang sangat baik. Dengan kasih sayang-Nya Ia menyediakan segala fasilitas hidup yang kita butuhkan yang ada di antara langit dan bumi. Dengan kasih sayang-Nya pula Ia turunkan Rasul untuk menyampaikan Islam, sebagai pedoman hidup bahagia dan rahmat bagi seluruh alam.

Sungguh Allah tidak menghendaki kecuali kebaikan bagi kita, dan tidak menginginkan kecuali kebahagiaan bagi kita, saat ini dan saat nanti. Untuk tujuan tersebut Allah menyuruh kita agar berislam secara kaffah dan tidak mengikuti langkah-langkah syetan (QS. 2: 208). Allah menegaskan bahwa Syetan bagi kita adalah musuh yang nyata (QS. 36: 60, 43: 62, 2: 168, 6: 168, 7: 22, 12: 5, 18: 50), karenanya harus kita perlakukan sebagai musuh (QS. 35:6). Syetan menghalangi kita dari jalan Allah (QS. 43: 62), menyesatkan kita (Qs. 28: 15), dan mengajak kita ke Neraka (QS. 35: 6)

Mari kita Islamkan seluruh sisi kehidupan kita, kita berislam secara kaffah. Jangan sampai kita mengikuti syetan satu langkah pun, jangan ada sebagian kecil pun dari hidup kita yang menyimpang dari Islam. Jangan beri syetan kesempatan untuk menyesatkan kita, sedikitpun!

Berfikir Sebelum Berbuat

"Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan hartamu, akan tetapi Ia melihat hati dan amalmu" demikian penjelasan Rasulullah.

Kita harus mulai berfikir tentang nilai kita di hadapan Allah. Nilai itu ditentukan seberapa baik amal kita dan seberapa ikhlas kita mengerjakannya. Amal yang tidak baik tidak akan diterima oleh Allah, demikian pula amal baik yang dikerjakan dengan tidak ikhlas juga tidak diterima.

Berfikir sejenak bagi setiap aktifitas kita sangatlah penting dilakukan, untuk memastikan agar kita tidak melakukan kecuali kebaikan dan tidak melakukan kecuali dengan hati yang ikhlas, semata-mata berharap nilai dan keridhaan Allah.

Thursday, November 08, 2007

Semangat Menuntut Ilmu

Belakangan ini kita melihat banyak sekali penyimpangan-penyimpangan dari jalan Allah di kalangan kaum muslimin, bahkan ajaran-ajaran baru dan menyesatkan bermunculan dan ada saja pengikutnya, bahkan ada yang pengikutnya mencapai puluhan ribu.

Hal ini hendaklah menyadarkan kita, untuk kembali bersemangat belajar, yaitu belajar Islam dengan benar, dari ahlinya, dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sehingga kita bisa mengenal Allah, Rasulullah dan Islam secara baik dan sempurna; bisa beramal berdasarkan ilmu; bisa istiqamah di jalan Allah SWT. Dengan belajar kita bisa memperoleh ilmu, dengan ilmu tersebut kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik; bisa membentengi diri dari godaan syetan - dari kalangan jin dan manusia - yang selalu mengajak kepada kesesatan; bisa menimbang-nimbang mana yang harus dikerjakan dan mana yang harus ditinggalkan. Bisa menetapkan mana yang harus didahulukan dan mana yang harus dilakukan kemudian.

Sungguh beruntung kalau kita memiliki ilmu, karena hanya orang-orang yang berilmulah yang takut kepada Allah. Jika sekumpulan orang berkumpul dan saling belajar diantara mereka, maka mereka dikelilingi oleh para Malaikat, diliputi oleh rahmat Allah, diberi ketenangan dan dibanggakan oleh Allah di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya. Selain itu, orang yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu akan dimudahkan jalannya menuju surga.

Mari bersemangat kembali untuk belajar. Ramaikan majlis-majlis ilmu dan majlis-majlis taklim, hidupkan kajian-kajian Alquran, hadits, siroh nabawiyah, aqidah, akhlak, fikih dan lainnya!. Sibukkan diri dengan belajar dan beramal menuju keridhaan Allah SWT!.

Aliran Sesat

Aliran sesat menjadi pembicaraan hangat di negeri ini. Semua media, baik cetak maupun elektronik dengan gencar mengupasnya sepanjang siang dan malam. Pelakunya dikejar-kejar, ditangkap, diinterogasi dan diadili, bahkan tak jarang dari mereka yang disakiti.

Saudaraku, siapa sesungguhnya para pengikut aliran sesat itu?. Siapa yang menjadi pembicaraan negetif di semua media itu?. Ternyata mereka tak jauh dari kita, tak jauh dari tempat kita berada. Mereka mungkin saudara kita, tetangga kita, teman kerja kita, teman organisasi kita, teman se-almamater kita, teman bisnis kita. Mereka mungkin juga satu suku dengan kita, satu pulau dengan kita, … atau setidaknya mereka satu tanah air dengan kita.

Saya tidak hendak berbicara tentang kesesatan mereka, karena sudah sangat banyak yang membicarakannya. Saya hanya ingin kita merenung sejenak, sebenarnya apa yang telah kita lakukan untuk mereka selama ini?, sebelum mereka tersesat dan kita caci maki. Apakah kita sudah memperhatikan kondisi mereka, apakah kita pernah peduli kepada mereka, apakah kita pernah menyampaikan kebenaran kepada mereka, menasehati mereka. Jika mereka mukmin, pernahkah kita berikan hak-hak mereka sebagai mukmin, pernahkah kita membuktikan cinta kita kepada mereka sebagai sesama mukmin?.

Jika kita hanya pandai mencela setiap kemunculan aliran sesat, tanpa berbuat sedikitpun selain itu, maka jangan heran kalau di kemudian hari semakin banyak bermunculan aliran serupa, dengan pengikut yang bisa jadi semakin banyak.

Mari merenung sejenak. Jika kita beriman, apakah akan diam melihat banyaknya kejahiliyahan di sekitar kita. Apakah akan diam setelah tahu betapa banyaknya orang yang tidak tahu tentang Islam yang sebenarnya?. Sementara Rasulullah menyuruh kita untuk menyampaikan walaupun hanya satu ayat, menyuruh kita untuk saling menasehati, menyuruh kita membiasakan amar makruf dan nahi munkar dengan segenap kemampuan yang dimiliki, menyuruh kita mengajak ke jalan Allah dengan hikmah, nasehat yang baik dan berdiskusi dengan cara terbaik.

Mari merenung, lalu bengkit dan memulai!. Perbaiki diri, keluarga, masyarakat, negeri dan dunia ini dari kesesatan dan kerusakan. Menuju keridhaan Allah SWT.

Thursday, November 01, 2007

Karena Kebodohan

Kalau sementara ini bermunculan aliran-aliran sesat dengan pengikut yang cukup banyak, masih banyak orang yang enggan melakukan kebaikan, bahkan ada yang malah memusuhi kebaikan. Penyebab utamanya adalah karena mereka tidak tahu, mereka bodoh. Saking bodohnya mereka, mereka tidak kenal dengan Allah, padahal Allah-lah Pencipta, pengatur dan pemberi rizki bagi alam semesta ini. Mereka tidak kenal Rasulullah, padahal beliau adalah manusia terbaik yang diutus untuk menjadi suri tauladan bagi ummatnya. Mereka juga tidak kenal Islam secara baik dan utuh, padahal Islam adalah jalan yang lurus, petunjuk segala kebaikan dan kebahagiaan, dan pedoman keselamatan di dunia dan akhirat.

Karena itu aktifitas membimbing dan mengajar masyarakat tidak boleh berhenti, bahkan harus lebih serius lagi dilakukan. Selamat berjuang, Allah bersama kita!

Jangan Berhenti Mengajak

Mengajak orang lain ke jalan Allah adalah aktifitas mulia dalam kehidupan sosial. Para nabi, rasul dan orang-orang shaleh pengikut mereka menjadikan ini sebagai aktifitas hariannya. Mereka tidak pernah jemu mengajak, dengan penuh hikmah dan nasehat yang baik mereka tuntun manusia menuju jalan yang terbaik. Itulah kemuliaan derajat mereka.

Kalau kita ingin mendapatkan kemuliaan sebagaimana yang telah mereka dapatkan maka kita harus melakukan apa-apa yang telah mereka lakukan, yaitu selalu mengajak siapapun ke jalan Allah dengan segenap kemampuan.

Dalam hal ini dibutuhkan kesabaran, artinya ketika satu cara belum berhasil menyadarkan orang, kita pakai cara lainnya yang lebih baik dan berkesan. Saat siang hari tidak memungkinkan kita pakai malam hari sebagai kesempatan. Saat terang-terangan dirasa belum efektif maka secara rahasia dan kontak personal bisa dijadikan alternatif.

Intinya, sepanjang kita hidup dan dengan segenap kesanggupan yang kita miliki, kita tidak boleh berhenti mengajak orang lain ke jalan Allah. Kata henti boleh terucap jika salah satu dari kita, yang mengajak atau yang diajak sudah meninggal dunia.