Monday, January 05, 2009

Duka Yang Panjang

Ketika kita bergembira dengan datangnya tahun baru, bersiap mewujudkan mimpi dan harapan baru, memulai langkah untuk sebuah kesuksesan baru.

Kita diingatkan dengan sebuah wajah duka, duka dari tahun ke tahun, duka yang tiada kunjung berubah, yaitu duka negeri dan rakyat Palestina. Duka yang merenggut kebahagiaan mereka, mencabut ketenangan mereka, mencabik-cabik kehormatan mereka. Dan duka yang memupuskan mimpi dan harapan-harapan mereka.

Serangan besar-besaran dilakukan kembali oleh Israel sejak 27 Desember 2008. Korban-korban bergelimpangan. Dalam sembilan hari, korban tewas mencapai 500 orang, 100 anak di antara mereka, yang terluka mencapai 2.450 orang. Korban tewas dipastikan terus bertambah akibat serangan Israel yang tidak kunjung berhenti. Apalagi banyak korban luka yang kritis belum bisa ditangani, mereka bergelimpangan di rumah sakit dengan kondisi yang sangat memprihatinkan, umumnya mengalami luka sangat serius, seperti kaki hancur terkena serangan bom.

Serangan bertubi-tubi dilakukan Israel hampir rata-rata di setiap 20 menit. Serangan lebih intensif dilakukan pada malam hari. Serangan dilakukan tanpa memilih sasaran. Anak-anak dan perempuan menjadi korban utamanya. Sekolah-sekolah tutup, warga hanya bersembunyi di rumah, sementara persediaan makanan dan obat-obatan tidak cukup memadai, rumah-rumah sakit dan klinik kekurangan fasilitas.

Lapar tanpa makanan,
dingin tanpa selimut,
sakit tiada obat.
Anggota badan yang luka dan cedera,
keluarga yang selalu berkurang,
rumah yang hancur berkeping-keping,
Itulah hari-hari mereka.

Akhir tahun mereka tutup dengan kepedihan,
awal tahun mereka sambut dengan luka yang kian parah.
Derai air mata dan tumpahan darah terus mengalir tiada henti.
Kapankah mereka menikmati ketenangan dan keindahan hidup ini?,
kapankah mereka bisa mewujudkan mimpi dan harapan?.

No comments: