Sunday, September 20, 2009

Kembali ke Fitri

Rasa sedih dan senang menyatu dalam hati, mengiringi kepergian bulan penuh berkah dan menyambut hari fitri ini. Hati bersedih karena bulan yang penuh rahmat dan ampunan telah berlalu, sementara masih sangat sedikit amal yang telah diperbuat dan istigfar yang telah terucap. Hati senang karena telah mendapatkan bekal baru dari madrasah ramadhan untuk menjalani bulan-bulan yang akan datang dengan lebih baik lagi dari sebelumnya. Senang juga karena asma Allah begitu diagungkan dengan takbir, tahlil dan tahmid yang menggema di setiap penjuru, menggetarkan hati orang-orang yang beriman.


Terlepas dari rasa sedih dan senang yang bertarung di dalam hati, ada satu hal yang harus selalu kita ingat, yaitu nilai-nilai pendidikan ramadhan yang harus selalu terpatri di dalam hati sanubari kita, mengiringi setiap gerak langkah kita. Yaitu nilai tauhid, ketaatan dan kasih sayang. Nilai ini mengajarkan kepada kita untuk meyakini bahwa semua yang ada adalah ciptaan Allah, yang memiliki dan mengatur semuanya hanyalah Dia. Tidak ada suara sepelan apapun kecuali Ia mendengarnya, tidak ada yang terjadi kecuali atas izin-Nya, tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan-Nya, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dialah yang menciptakan kita dari sebelumnya tiada, menjadikan kita kuat, pandai dan kaya, di mana sebelumnya masing-masing kita terlahir dalam kedaan lemah, bodoh dan miskin. Karena itu, hanya Dia-lah yang kita sembah, mintai pertolongan dan menjadi tempat bergantung dalam hidup ini. Itulah tauhid sejati.

Ramadhan juga telah mengajarkan kepada kita nilai ketaatan, yaitu ketaatan semata-mata kepada Allah. Di siang hari, saat perut terasa lapar, tenggorokan begitu haus, di depan kita ada makanan yang enak dan minuman yang segar, dan tidak ada orang lain melihat kita saat itu. Namun kita tidah ambil makanan itu, tidak sentuh minuman itu, meskipun hawa nafsu sangat menginginkannya. Itu kita lakukan, semata-mata karena Allah melarang kita untuk makan dan minum di sing hari bulan Ramadhan. Seperti itulah ketaatan hakiki.

Kita juga dilatih untuk selalu menyayangi sesama, kita berikan makanan buka puasa, kita perbanyak shodaqah dan kita keluarkan zakat fitrah untuk kebahagiaan fakir miskin. Kita rasakan betapa berat penderitaan mereka yang kekurangan. Itulah kasih sayang yang diajarkan. Harus selalu diingat bahwa Islam mengajari kita untuk saling mencintai, menyayangi, berbagi dan menolong dalam hidup ini.

Kembali ke fitri berarti, dari hari ini dan hari-hari yang akan datang, kita penuhi diri kita dengan murninya tauhid, benarnya ketaatan dan penuhnya kasih sayang. Jangan sisakan lagi dalam diri ini sedikitpun ruang bagi kesyirikan, kemaksiatan dan kebencian. "taqabbalallah minna wa minkum. kullu 'aamin wa antum fi khair". semoga Allah menerima amal ibadah kita semua, sepanjang tahun semoga kita senantiasa berada dalam kebaikan. Amin...

No comments: