Sunday, January 18, 2009

Buktikan Siapa Dirimu!

Ketika situasinya tenang, sangat sulit membedakan mana yang betul-betul baik dan mana yang sebaliknya. Ketika tidak ada pertarungan, tidak mudah mengenali seseorang, ia pejuang atau bukan.

Kini situasi telah berubah, musuh-musuh telah melancarkan serangannya. Korban-korban telah berjatuhan. Serangan datang silih berganti, bertubi-tubi, dari setiap penjuru, tak mengenal waktu, dan sulit diperkirakan kedatangannya. Situasinya sangat gawat, harta dan nyawa menjadi taruhan.

Pertarungan telah dimulai, genderang perang telah ditabuh. Para komandanpun telah memberikan arahan dan meneriakkan instruksi, untuk berjuang dan merebut kemenangan, hingga tetes darah pengahabisan.

Mari kita lihat, siapa sajakah pejuang sejati diantara kita?

Pertarungan inilah yang akan membuktikan, siapa diantara kita yang bersungguh-sungguh dan bersabar di jalanNya. Pertarungan ini juga akan memisahkan mutiara-mutiara dari lumpur yang bersamanya. Dan pertarungan ini pula yang akan menunjukkan siapa sajakah kekasih Allah yang layak menempati surgaNya yang penuh dengan kenikmatan, di kemudian hari?.

Tuesday, January 06, 2009

Bantulah Palestina

Ya Allah, Yang Maha Pengasih dan Penyayang..
Tolonglah saudara-saudara kami di Palestina ya Allah. Berilah mereka kekuatan untuk membela diri dari kekejaman Israel. Berilah mereka kesabaran di medan juang. Teguhkan langkah-langkah mereka di jalanMu ya Allah, hingga mendapatkan hidup mulia atau gugur sebagai syuhada.

Ya Allah, Berilah kami kemampuan untuk membuktikan iman kami, dengan kepedulian kami kepada mereka, berupa bantuan doa, dana dan unjuk rasa yang kami bisa. Jika Kau perkenankan, tenaga dan nyawa ini juga ingin kami persembahkan untukMu di sana.

Monday, January 05, 2009

Mari Anakku..

Anakku..
Ayah sekarang sedang bersiap pergi ke Palestina. Berjuang karena Allah, untuk membebaskan hamba-hambaNya yang teraniaya.

Kalau saja ajal telah tiba. Engkau pun harus segera ke sana. Menggantikan ayah, meneruskan perjuangan ini!.

Pukullah Israel dengan kedua tanganmu!
Terjanglah mereka dengan kaki-kaki kuatmu!
Patahkan tangan dan kaki-kaki mereka!
Arahkan pelurumu ke jantung-jantung mereka!
Ledakkan bom-bom di pusat-pusat pertahanan mereka!.

Karena mereka tidak punya belas kasihan.
Kejahatan mereka harus dibalas.
Tangan dan kaki-kakimu adalah pembalasnya.

Agar gerimis musim semi turun kembali, benih-benih subur tumbuh kembali, bunga-bunga indah bersemi kembali, di bumi yang diberkahi, negeri tercinta, Palestina. Negeri yang dulu telah banyak membantu dan mendukung perjuangan kemerdekaan bagi Indonesia kita.

Duka Yang Panjang

Ketika kita bergembira dengan datangnya tahun baru, bersiap mewujudkan mimpi dan harapan baru, memulai langkah untuk sebuah kesuksesan baru.

Kita diingatkan dengan sebuah wajah duka, duka dari tahun ke tahun, duka yang tiada kunjung berubah, yaitu duka negeri dan rakyat Palestina. Duka yang merenggut kebahagiaan mereka, mencabut ketenangan mereka, mencabik-cabik kehormatan mereka. Dan duka yang memupuskan mimpi dan harapan-harapan mereka.

Serangan besar-besaran dilakukan kembali oleh Israel sejak 27 Desember 2008. Korban-korban bergelimpangan. Dalam sembilan hari, korban tewas mencapai 500 orang, 100 anak di antara mereka, yang terluka mencapai 2.450 orang. Korban tewas dipastikan terus bertambah akibat serangan Israel yang tidak kunjung berhenti. Apalagi banyak korban luka yang kritis belum bisa ditangani, mereka bergelimpangan di rumah sakit dengan kondisi yang sangat memprihatinkan, umumnya mengalami luka sangat serius, seperti kaki hancur terkena serangan bom.

Serangan bertubi-tubi dilakukan Israel hampir rata-rata di setiap 20 menit. Serangan lebih intensif dilakukan pada malam hari. Serangan dilakukan tanpa memilih sasaran. Anak-anak dan perempuan menjadi korban utamanya. Sekolah-sekolah tutup, warga hanya bersembunyi di rumah, sementara persediaan makanan dan obat-obatan tidak cukup memadai, rumah-rumah sakit dan klinik kekurangan fasilitas.

Lapar tanpa makanan,
dingin tanpa selimut,
sakit tiada obat.
Anggota badan yang luka dan cedera,
keluarga yang selalu berkurang,
rumah yang hancur berkeping-keping,
Itulah hari-hari mereka.

Akhir tahun mereka tutup dengan kepedihan,
awal tahun mereka sambut dengan luka yang kian parah.
Derai air mata dan tumpahan darah terus mengalir tiada henti.
Kapankah mereka menikmati ketenangan dan keindahan hidup ini?,
kapankah mereka bisa mewujudkan mimpi dan harapan?.